Kamis, 09 Juli 2015

Anak Muda Sulit Mengakses Pelayanan Kesehatan

Kaum remaja di Jawa Tengah kesulitan mengakses pelayanan kesehatan dan konseling. Selain karena waktu layanan di puskesmas bersamaan dengan jam sekolah, stigma negatif kerap dilekatkan pada remaja sehingga mereka enggan mengakses layanan itu.

Koordinator Divisi Edukasi Pusat Informasi dan Layanan Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah Adelia Ismarizha, Rabu (19/8) malam, mengemukakan hal itu saat berkunjung ke kantor Kompas di Kota Semarang, Jateng. Padahal, remaja sebenarnya membuka diri terhadap pendidikan reproduksi. Mereka tak segan untuk bercerita mengenai pengalaman mereka.

"Tergantung metodenya. Kalau menyenangkan, tak membosankan, dan tidak menghakimi, remaja pasti suka, karena banyak remaja penasaran untuk mengetahui soal kesehatan reproduksi dan seksualitas," kata Adelia.

Namun, pelayanan kesehatan dan konseling bagi remaja yang disediakan pemerintah di puskesmas belum dimanfaatkan remaja. Penyebab utamanya adalah puskesmas beroperasi pada pukul 08.00-13.00, padahal remaja menempuh pendidikan di sekolah pukul 07.00-14.00.

Selain itu, remaja yang berkonsultasi di fasilitas kesehatan kerap mendapat stigma negatif. "Mau bertanya tentang kesehatan reproduksi, sudah dikira hamil. Kalau sudah dihakimi, siapa pun merasa tidak nyaman. Selain itu, kerap terjadi konselor memaksakan nilai-nilai yang dianut pada remaja, padahal itu tak sesuai konteks kekinian," ujarnya.

Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jateng Elisabet SA Widyastuti memaparkan, remaja kurang mendapat perhatian, khususnya untuk pendidikan kesehatan reproduksi. Padahal, pendidikan kesehatan reproduksi penting bagi remaja yang punya banyak dorongan, termasuk aktivitas seksual. Jika tidak dipahami dengan baik, hal itu akan berdampak buruk bagi remaja.

Sejauh ini, sedikit sekolah memberi pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja. Padahal, remaja SMP dan SMA butuh informasi itu agar bisa mengendalikan dorongan seksualnya.

Dalam beberapa forum diskusi kelompok remaja, pihaknya menemukan banyak remaja sudah beraktivitas seksual aktif. Sebagian kasus akhirnya menyebabkan kehamilan yang tak diinginkan. "Sayangnya, sedikit sekolah sadar pentingnya pendidikan reproduksi bagi remaja. Bahkan, sebagian guru senior menganggap pendidikan reproduksi tabu untuk dibicarakan," kata Elisabet.

Karena itu, PKBI bekerja sama dengan sejumlah sekolah mengadakan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah. Guru-guru dengan mata pelajaran terkait dilatih agar bisa menyampaikan informasi kesehatan reproduksi kepada peserta didik dengan tepat dan menarik.

Menurut riset yang dilakukan di Semarang oleh Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, guru merasa tak cukup punya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kurang percaya diri menyampaikan materi

Senin, 06 Juli 2015

Waspadai Penyakit Jantung bagi Perokok dan Badan Gemuk

Waspadai Penyakit Jantung bagi Perokok dan Badan Gemuk- Para ahli kembali mengingatkan bahaya merokok dan juga kelebihan berat badan atau obesitas untuk kesehatan jantung. Sebuah survei di Inggris mengungkapkan, satu dari lima pasien serangan jantung adalah perokok dan tiga dari lima pasien memiliki kelebihan berat badan.

Merokok dan juga lemak berlebih dalam tubuh bisa menyumbat aliran darah dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama terjadinya serangan jantung. Risiko tersebut bakal naik lagi jika ternyata kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Joe Mills, seorang ahli jantung mengatakan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat. Apalagi bagi mereka yang pernah terkena serangan jantung. Sayangnya, sering kali pasien obesitas mengabaikan saran diet yang dianjurkan dokter. Sementara itu, para perokok sulit untuk berhenti merokok.

"Pasien mengabaikan risiko jangka panjang cukup serius yang akan mereka hadapi. Penting bagi pasien untuk mengenali kondisi jantungnya," kata Joe.

Risiko penyakit jantung sebenarnya bisa dikurangi dengan menerapkan pola hidup sehat. Selain tidak merokok dan menjaga berat badan, jagalah pola makan sehat, rutin berolahraga, cukup istirahat, dan mengelola stres. Lakukan pemeriksaan kesehatan setidaknya setahun sekali jika Anda sudah berusia di atas 30 tahun.Waspadai Penyakit Jantung bagi Perokok dan Badan Gemuk